Konservasi Keanekaragaman Hayati

Efendi Idris



Sumberdaya Hayati Terbatas

     Spesies kita, manusia memasuki abad idustri dengan populasi satu milyar, dengan keanekaragaman hayatinya yang sangat tinggi. Sumberdaya biologi merupakan bagian dari keragaman yang sangat potensial yang tersedia dengan bebas untuk mendukung pembangunan. Walaupun pada akhir abad ke-20, kita menyatakan bahwa sumberdaya hayati terbatas, namun sinisnya kita telah melampaui batas tersebut yang mengakibatkan berkurangnya sumberdaya hayati dan mengancam kesejahteraan manuasia. Padahal setiap tahun penduduk dunia makin bertambah dan iklimpun berubah secara lebih cepat. Aktifitas-aktifitas manusia secara progresif mengikis kemampuan bumi. Semetara pertumbuhan penduduk yang pesat dan peningkatan konsumsi yang tinggi menuntut penyediaan sumberdaya bumi yang lebih besar. Pada skala global, hal tersebut akan mengakibatkan dampak negatif terhadap produktifitas bumi untuk penyediaan sumberdaya alam dimasa mendatang. Sehingga, usaha-usaha konservasi keanekaragaman hayati sama sekali tidak dapat dipisahkan dari pembangunan sosial ekonomi.
 

Konservasi Keanekaragaman Hayati

     Akibat peningkatan perubahan-perubahan lingkungan dewasa ini, maka pemeliharaan sumber keanekaragaman hayati menjadi sangat mendesak. Kita sadari bahwa keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem menyediakan bahan baku yang mendukung manusia tahan terhadap perubahan-perubahan, disamping itu juga akan mencegah kehilangan alternatif untuk merubah kondisi menjadi lebih baik.
    Daerah tropika memiliki bagian tersebesar proporsi keanekaragaman hayati dunia. Negara-negara industri juga tergantung kepada sumberdaya alam tropis, baik sebagai bahan baku industri, bahan pemuliaan, obat-obatan, daerah turis, maupun berbagai keuntungan-keuntungan yang nyata maupun yang tidak nyata. Namun dewasa ini ekploitasi (over-exploitation) daerah-daerah tropik oleh masyarakat industri telah menghasilkan keuntungan besar tanpa investasi yang sepadan untuk konservasi maupun untuk membayar dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan. Penipisan dan penghancuran sumber daya alam(resources deplition and destruction) makin meningkat akibat:

  1. murahnya tenaga kerja;
  2. harga bahan baku yang tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya (true value);
  3. arah pembangunan yang tidak tepat; dan
  4. pengontrolan harga dan tarif komoditas yang tidak seimbang.
Situasi demikian secara terus menerus memburuk dan menyebabkan krisis sumber daya alam bumi. Dengan demikian pihak-pihak pemerintah, badan-badan pembangunan (development agencies), dan masyarakat umum harus terus berjuang meningkatkan kesadaran dan perhatiannya untuk mencegah penipisan dan penghancuran keanekaragaman hayati serta memeliharanya untuk generasi mendatang secara adil dan berkesinambungan.
 

Pokok Persoalan Konservasi

Konservasi keanekaragaman hayati merupakan persoalan yang komplek dan memerlukan perjuangan sepanjang waktu. Oleh karena itu, konservasi keanekaragaman hayati mencakup:

  1. Bagaimana cara memobilisasi pengetahuan ilmiah, sehingga keanekaragaman hayati dapat dikonservasi dengan jalan terbaik.
  2. Bagaimana dapat mengelola proses perubahan, sehingga keanekaragam hayati dapat memberikan sumbangan terbaik untuk pembangunan berkesinambungan (sustainable development).
  3. Masalah mana yang perlu didahulukan pemecahannya.
  4. Bagaimana dapat mengkoordinasi inisiatif-inisiatif dalam konservasi keakeragaman hayati secara efektif.
  5. Dari mana sumber biaya dapat diperoleh.


Reference:
World Resources Institute, 1991.  Washington. http://www.wri.org
 
 

[Home]  [Global]  [Plasma nutfah] [Biodiversiti] [Pelestarian Alam] [Rekayasa Genetik] [Manuals] [Clipping]  [Photo]  [Links]